EMPIRISME
( Aliran -
Aliran Dalam Filsafat )
Makalah ini disusun untuk tugas mata
kuliah Filsafat
Program Study Pendidikan Agama Islam,
Semester II Madin
Sekolah Tinggi Agama Islam NU
Pacitan
Dosen
Pengampu
Jefri
Putri Nugraha, S.P, M.Sc
Disusun
Oleh :
Budi Santoso
SEKOLAH TINGGI
ILMU AGAMA ISLAM NU PACITAN
PRODI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Jl. Letjend S.
Parman No. 44b Pacitan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber pengetahuan dalam diri
manusia itu banyak sekali. Salah satu paham yang memaparkan tentang sumber
pengetahuan adalah paham empirisme. Empirisme merupakan paham yang mencoba
memaparkan dan menjelaskan bahwa, sumber pengetahuan manusia itu adalah
pengalaman. Ilmu-ilmu empiris ini memperoleh bahan-bahan untuk sesuatu yang
dinyatakan sebagai hasil atau fakta dari sesuatu yang dapat diamati dengan
berbagai cara. Bahan-bahan ini terlebih dahulu harus disaring, diselidiki,
dikumpulkan, diawasi, diverifikasi, diidentifikasi, didaftar, dan
diklasifikasikan secara ilmiah.
Paham empiris ini dikemukakan oleh
beberapa pakar filsafat diantaranya Herbert Spencer, Thomas Hobbes, John Locke,
David Hume, Francis Bacon.
Golongan empirisme berpandangan
bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman. Hal ini dapat kita lihat
seperti dalam masalah berikut. “Bagaimana kita mengetahui api itu panas?” Maka,
seseorang empirisme akan berpandangan bahwa api itu panas karena memang dia
mengalaminya sendiri dengan menyentuh api tersebut dan memperoleh pengalaman
yang kita sebut “panas”. Dengan kata lain, dengan menggunakan alat inderawi
peraba kita akan memperoleh pengalaman yang menjadi pengetahuan kita.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian Empirisme?
2.
Siapa saja tokoh dalam empirisme?
3.
Apa ide pokok dari filsafat empirisme?
4.
Bagaimana proses dalam mendapatkan pengetahuan dalam
empirisme?
5.
Apa saja kelemahan teori empirisme ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Empirisme
Istilah empirisme diambil dari
bahasa Yunani empiria yang berarti coba-coba atau pengalaman. Sebagai
doktrin, empirisme adalah lawan rasionalisme.
Oleh karena itu, adanya kemajuan ilmu pengetahuan dapat dirasakan manfaatnya,
maka pandangan terhadap filsafat mulai merosot. ilmu pengetahuan besar sekali
manfaatnya bagi kehidupan. Kemudian beranggapan bahwa pengetahuan yang
bermanfaat, pasti dan benar hanya di peroleh lewat indera (empiri), dan
empirislah satu-satunya sumber. Pemikiran tersebut lahir dengan nama empirisme.
Empirisme adalah salah satu aliran yang menekankan peranan pengalaman dalam
memperoleh pengetahuan serta pengalaman itu sendiri, dan mengecilkan peranan akal.
Empirisme, berpendirian bahwa semua
pengetahuan diperoleh lewat indra. Indra memperoleh kesan-kesan dari alam
nyata, untuk kemudian kesan-kesan tersebut berkumpul dalam diri manusia,
sehingga menjadi pengalaman.
Untuk memahami inti filsafat
empirisme perlu memahami dulu dua ciri pokok empirisme yaitu mengenai makna dan
tiori tentang pengetahuan.
- Filsafat empirisme tentang teori makna, teori makna dan empirisme selalu harus dipahami lewat penafsiran pengalaman. Oleh karena itu, bagi orang empiris jiwa dapat dipahami sebagai gelombang pengalaman kesadaran, materi sebagai pola jumlah yang dapat di indra dan dihubungkan kualitas sebagai urutan pristiwa yang sama.
- Filsafat emperisme tentang teori pengetahuan, menurut orang rasionalis ada beberapa kebenaran umum seperti setiap kejadian tentu mempunyai sebab, dasar-dasar matematika, dan beberapa prinsip dasar etika, dan kebenaran-kebenaran itu benar dengan sendirinya.
B. Tokoh-tokoh
Dalam Aliran Empirisme
Diantara tokoh dan pengikut aliran
empirisme adalah Francis Bacon, Thomas Hobbles, David Home dan Jhon Lock,
Sebagai berikut :
1.
Francis Bacon (1210-1292 M)
Menurut Francis Bacon bahwa
pengetahuan yang sebenarnya adalah pengetahuan yang diterima orang melalui
persentuhan indrawi dengan dunia fakta. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan
sejati. Kata Bacon selanjutnya, kita sudah terlalu lama dpengaruhi oleh metode
deduktif. Dari dogma-dogma diambil kesimpulan, itu tidak benar, haruslah kita
sekarang memperhatikan yang konkret mengelompokkan, itulah tugas ilmu pengetahuan.
- Thomas Hobbles (1588-1679 M)
Ia seorang ahli pikir Inggris lahir
di Malmesbury. Pada usia 15 tahun ia pergi ke Oxford untuk belajar logika
Skolastik dan Fisika, yang ternyata gagal, karena ia tidak berminat sebab
gurunya beraliran Aristotelien. Sumbangan yang besar sebagai ahli pikir adalah
suatu sistem materialistis yang besar, termasuk juga kehidupan organis dan
rohaniah. Dalam bidang kenegaraan ia mengemukakan teori teori Kontrak Sosial.
Materialisme yang dianut Hobbes
yaitu segala yang bersifat bendawi. Juga diajarkan bahwa segala kejadian adalah
gerak yang berlangsung secara keharusan. Bedasarkan pandangan yang demikian
manusia tidak lebih dari satu bagian alam bendawi yang mengelilinginya. Manusia
hidup selama jantungnya tetap bergerak memompa darahnya. Dan hidup manusia
merupakan gerak anggota-anggota tubuhnya. Menurutnya pula akal bukanlah
pembawaan melainkan hasil perkembangan karena kerajinan. Ikhtiar merupakan
suatu awal gerak yang kecil yang jikalau diarahkan menuju kepada sesuatu yang
disebut keinginan, dan jika diarahkan untuk meninggalkan sesuatu disebut
keengganan atau keseganan. Menurutnya pula pengalaman adalah keseluruhan atau
totalitas pengamatan, yang disimpan didalam ingatan dan digabungkan dengan
suatu pengamatan, yang disipan dalam ingatan dan digabungkan dengan suatu
pengharapan akan masa depan sesuai dengan apa yang telah diamati pada masa yang
lampau.
Pendapatnya tentang ilmu filsafat
yaitu suatu ilmu pengetahuan yang sifatnya umum. Karena filsafat adalah suatu
ilmu pengetahuan Tentang akibat-akibat atau tentang gejala-gejala yang
diperoleh dari sebab-sebabnya. Sasaran filsafat adalah fakta yaitu untuk
mencari sebab-sebabnya. Segala yang ada ditentukan oleh sebab, sedangkan
prosesnya sesuai dengan hukum ilmu pasti/ilmu alam.
Menurut Thomas Hobbles berpendapat
bahwa pengalaman indrawi sebagai permulaan segala pengenalan. Hanya
sesuatu yang dapat disentuh dengan indralah yang merupakan kebenaran.
Pengetahuan intelektual (rasio) tidak lain hanyalah merupakan pengabungan data-data
indrawi belaka. Pengikut aliran empirisme Thomas Hobbles yang lain diantaranya
: Jhon Locke (1632-1704 M), David Hume (1711-1776 M), Geege Berkeley(1665-1753
M)
- Jhon Locke (1632-1704 M)
Ia dilahirkan di Wrington, dekat
Bristol, Inggris. Dismaping itu sebagai ahli hukum, ia menyukai filsafat dan
teologi, mendalami ilmu kedokteran dan penelitian kimia. Dalam mencapai
kebenaran manusia harus tahu sampai seberapa jauh ia memakai kemampuannya.
Ia menentang teori rasionalisme,
menurutnya segala pengetahuan datang dari penglaman dan tidak lebih dari itu.
Akal bersifat pasif saat pengetahuan didapatkan. Akal tidak mandapatkan
pengetahuan dari dirinya sendiri diibaratkan ia adalah selembar kertas putih
yang diberi warna oleh berbagai pengalaman.
Dalam penelitiannya John Locke
menggunakan istilah Sensation dan Reflection. Sensation (pengalaman
lahiriah) adalah suatu yang dapat berhubungan dengan dunia luar,
Sedangkan reflection (pengalaman batiniah) pengenalan intuitif
yang memberikan pengetahuan kepada manusia tentang kondisi psikis diri kita
sendiri. Tiap-tiap pengetahuan yang dimiliki manusia terdiri dari Sensation
dan reflection. Ttidak ada sesuatu dalam jiwa yang dibawa
sejak lahir, melainkan pengalamanlah yang membentuk jiwa seseorang. Buku Locke,
Essay Concerming Human Understanding (1689) ditulis berdasarkan satu
premix yaitu semua pengetahuan datang dari pengetahuan. Ini berarti tidak ada
yang dapat dijadikan ide untuk konsep tentang sesuatu yang ada dibelakang
pengalaman tidak ada ide yang diturunkan seperti yang diajarkan Plato. Dengan
kata lain, Locke menolak adanya innate ide ; adequate idea dari Spinoza,
truth of reason dari Leibeninz, semuanya ditolaknya. Yang innate
(bawaan) itu tidak ada.
Inilah argumennya :
a. Dari jalan masuknya pengetahuan kita
megetahui bahwa innate itu tidak ada. Memang agak umum orang
bertanggapan bahwa innate itu ada. Seperti yang ditempelkan pada jiwa manusia
dan jiwa membawanya kedunia lain.
b.
Persetujuan umum adalah argument yang terkuat. Tidak ada
sesuatu yang dapat disetujui oleh umum tentang innate idea justru
disajikan alasan untuk mengatakan ia tidak ada. innate idea itu
sebenarnya tidaklah mungkin diakui dan sekali juga diakui adanya. Bukti-bukti
yang mengatakan ada innate ide jusrtu saya jadikan alasan untuk mengatakan ia
tidak ada.
Tidak juga dicetakan (distempelkan)
pada jiwa sebab pada anak idiot, ide yang innate itu tidak ada padahal anak
normal dan anak idiot sama-sama berpikir.
Ia mengatakan bahwa apa yang
dianggapnya pada jiwa substansi adalah pengertian tentang object sebagai idea
tentang object itu yang dibentuk oleh jiwa berdasarkan masukan dari indra. Akan
tetapi, Locke tidak berani menegaskan bahwa ide itu adalah substansi obyek.
Substansi adalah persoalan metafisika sepanjang masa
- David Home (1711-1776 M)
Empirisme, berpendirian bahwa
hakikat pengetahuan adalah berupa pengalaman. David Home termasuk dalam aliran
empirisme radikal menyatakan, bahwa ide-ide dapat dikembalikan pada
sensasi-sensasi (ransangan indra). William James menyatakan, bahwa pernyataan tentang
fakta adalah hubungan di antara benda-benda, sama banyaknya dengan pengalaman
khusus yang diperoleh secara langsung panca indra.
- Herbert Spencer (1820-1903 M)
Herbert Spencer berpusat pada
teori evolusi. Sembilan tahun sebelum terbitnya karya Darwin yang
terkenal. The Origin of Species (1859 M), Spencer sudah meneribitkan
bukunya tentang teori evolusi. Empirismenya terlihat jelas dalam filsafat
tentang the great unkwable (fenomena-fenomena atau gejala-gejala).
Memang besar dibelakang gejala- gejala itu ada suatu dasar absolute, tetapi
yang absolut itu tidak dapat kita kenal. Secara prinsip pengenalan kita hanya
menyangkut relasi-relasi antara gejala-gejala. Yang dibelakang gejala-gejala
ada sesuatu yang oleh spenser disebut yang tidak diketahui.
C.
Ide pokok Empirisme
1.
pandangan bahwa sebuah idea tau gagasan merupakan abstraksi
yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami.
2.
Pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan
dan bukan akal atau rasio.
3.
Semua yang kita ketahui pada akhirnya bergantung pada data
indrawi.
4.
Semua pengetahuan turun secara langsung, atau disimpulkan
secara tidak langsung dari data indrawi (kecuali beberapa kebenaran
definisional logika dan matematika
5.
Akal budi sendiri tidak dapat memberikan kita pengetahuan
tentang realitas tanpa acuan pada pengalaman inderawi dan penggunaan panca
indera kita. Akal budi mendapat tugas untuk mengolah bahan-bahan yang diperoleh
dari pengalaman.
6.
Empirisme sebagai filsafat pengalaman, mengakui bahwa
pengalaman sebagai satu-satunya sumber pengetahuan. Tokoh-tokoh empirisme
dibangun oleh Francis Bacon (1210-1292) dan Thomas Hobbes (1588-1679), namun
mengalami sistematisasi pada 2 tokoh berikutnya John Locke dan David Hume
D. Proses
Mendapatkan Pengetahuan dalam Empirisme ( Keunggulan Teori Empirisme )
Golongan empirisme memiliki
pandangan bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman. Hal ini dapat
kita lihat seperti dalam masalah berikut. “Bagaimana kita mengetahui api itu
panas?” Maka, seseorang empirisme akan berpandangan bahwa api itu panas karena
memang dia mengalaminya sendiri dengan menyentuh api tersebut dan memperoleh
pengalaman yang kita sebut “panas”. Dengan kata lain, dengan menggunakan alat
inderawi peraba kita akan memperoleh pengalaman yang menjadi pengetahuan kita
kelak. John Locke, Bapak Empirisme Britania, mengatakan bahwa pada waktu
manusia dilahirkan akalnya merupakan sejenis buku catatan yang kosong (tabula
rasa) dan di dalam buku catatan itulah dicatat pengalaman-pengalaman inderawi.
seluruh sisa pengetahuan kita diperoleh dengan jalan menggunakan serta
memperbandingkan ide-ide yang diperoleh melalui penginderaan serta refleksi
yang sederhana tersebut. Ia memandang akal sebagai sejenis tempat penampungan,
yang secara pasif menerima hasil-hasil penginderaan tersebut. Ini berarti semua
pengetahuan kita betapapun rumitnya dapat dilacak kembali sampai kepada
pengalaman-pengalaman inderawi yang pertama-tama. Apa yang tidak dapat atau
tidak perlu dilacak kembali secar demikian itu bukanlah pengetahuan mengenai
hal-hal yang factual.
E. Kelemahan
Teori Empirisme
Meskipun aliran filsafat empirisme memiliki beberapa
keunggulan bahkan memberikan andil atas beberapa pemikiran selanjutnya,
kelemahan aliran ini cukup banyak. Prof. Dr. Ahmad Tafsir mengkritisi empirisme
atas empat kelemahan, yaitu:
1) Indera
terbatas, benda yang jauh kelihatan kecil padahal tidak. Keterbatasan kemampuan
indera ini dapat melaporkan obyek tidak sebagaimana adanya.
2) Indera menipu,
pada orang sakit malaria, gula rasanya pahit, udara panas dirasakan dingin. Ini
akan menimbulkan pengetahuan empiris yang salah juga.
3) Obyek yang
menipu, conthohnya ilusi, fatamorgana. Jadi obyek itu sebenarnya tidak
sebagaimana ia ditangkap oleh alat indera; ia membohongi indera. Ini jelas
dapat menimbulkan pengetahuan inderawi salah.
4) Kelemahan ini
berasal dari indera dan obyek sekaligus. Dalam hal ini indera (di sisi meta)
tidak mampu melihat seekor kerbau secara keseluruhan dan kerbau juga tidak
dapat memperlihatkan badannya secara keseluruhan.
Metode empiris tidak dapat diterapkan dalam semua ilmu,
juga menjadi kelemahan aliran ini, metode empiris mempunyai lingkup khasnya dan
tidak bisa diterapkan dalam ilmu lainnya. Misalnya dengan menggunakan analisis
filosofis dan rasional, filosuf tidak bisa mengungkapkan bahwa benda terdiri
atas timbuanan molekul atom, bagaimana komposisi kimiawi suatu makhluk hidup,
apa penyebab dan obat rasa sakit pada binatang dan manusia. Di sisi lain
seluruh obyek tidak bisa dipecahkan lewat pengalaman inderawi seperti hal-hal
yang immaterial.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Empirisme
adalah salah satu aliran yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh
pengetahuan serta pengalaman itu sendiri, dan mengecilkan peranan akal.
Empirisme,
berpendirian bahwa semua pengetahuan diperoleh lewat indra. Indra memperoleh
kesan-kesan dari alam nyata, untuk kemudian kesan-kesan tersebut berkumpul
dalam diri manusia, sehingga menjadi pengalaman.
Untuk
memahami inti filsafat empirisme perlu memahami dulu dua ciri pokok empirisme
yaitu mengenai makna dan tiori tentang pengetahuan
Tokoh-tokoh
empirisme dibangun oleh Francis Bacon (1210-1292) dan Thomas Hobbes
(1588-1679), namun mengalami sistematisasi pada 2 tokoh berikutnya John Locke
dan David Hume. Ide pokok empirisme antara lain :
-
pandangan bahwa sebuah idea tau gagasan merupakan abstraksi
yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami.
-
Pengalaman inderawi satu-satunya sumber pengetahuan &
bukan akal atau rasio.
-
Semua yang kita ketahui pada akhirnya bergantung pada data
indrawi.
-
Semua pengetahuan turun secara langsung, atau disimpulkan
secara tidak langsung dari data indrawi (kecuali beberapa kebenaran
definisional logika dan matematika
-
Akal budi sendiri tidak dapat memberikan kita pengetahuan
tentang realitas tanpa acuan pada pengalaman inderawi dan penggunaan panca
indera kita. Akal budi mendapat tugas untuk mengolah bahan-bahan yang diperoleh
dari pengalaman.
-
Empirisme sebagai filsafat pengalaman, mengakui bahwa
pengalaman sebagai satu-satunya sumber pengetahuan.
Golongan
empirisme berpandangan bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman.
Hal ini dapat kita lihat seperti dalam masalah berikut. “Bagaimana kita
mengetahui api itu panas?” Maka, seseorang empirisme akan berpandangan bahwa
api itu panas karena memang dia mengalaminya sendiri dengan menyentuh api
tersebut dan memperoleh pengalaman yang kita sebut “panas”. Dengan kata lain,
dengan menggunakan alat inderawi peraba kita akan memperoleh pengalaman yang menjadi
pengetahuan kita kelak. Menurut Prof. Dr. Ahmad Tafsir mengkritisi
empirisme atas empat kelemahan, yaitu:
1) Indera
terbatas, benda yang jauh kelihatan kecil padahal tidak. Keterbatasan kemampuan
indera ini dapat melaporkan obyek tidak sebagaimana adanya.
2) Indera menipu,
pada orang sakit malaria, gula rasanya pahit, udara panas dirasakan dingin. Ini
akan menimbulkan pengetahuan empiris yang salah juga.
3) Obyek yang
menipu, conthohnya ilusi, fatamorgana. Jadi obyek itu sebenarnya tidak
sebagaimana ia ditangkap oleh alat indera; ia membohongi indera. Ini jelas
dapat menimbulkan pengetahuan inderawi salah.
4) Kelemahan ini
berasal dari indera dan obyek sekaligus. Dalam hal ini indera (di sisi meta)
tidak mampu melihat seekor kerbau secara keseluruhan dan kerbau juga tidak
dapat memperlihatkan badannya secara keseluruhan.
B. Kepustakaan
H.a Fuad Ihsan. Filsafat Ilmu. (Jakarta
: 2010) hal 163
Asmoro Achmadi. Filsafat umum.
(rajawali press : 2003 ) hal 112
Harun Hadiwidodo. Sari sejarah filsafat barat
(yogyakarta : Kanikus 2005) hal
No comments:
Post a Comment