Electricline
merupakan salah satu unit light workover yang paling banyak digunakan
di industry perminyakan. Electricline digunakan untuk pekerjaan
perforasi, fishing, logging, dan pemasangan plug mekanis. Peralatan
permukaan pada electricline unit terdiri atas powerpack, control cabin,
hydraulic control modul dan grease injector, dan PCE (pressure control
equipment).
Powerpack
merupakan unit pembangkit tenaga yang menggunakan mesin diesel yang
terhubung dengan pompa hidrolik. Tenaga hidrolik yang dihasilkan
kemudian disalurkan ke control cabin melalui koneksi mekanis atau
hidrolis untuk menggerakkan winch unit. Desain powerpack harus sesuai
dengan standar API Spec 7B-11C.
Control
cabin merupakan tempat untuk memonitor aktivitas yang dilakukan
toolstring selama pekerjaan workover berlangsung. Control cabin
dilengkapi dengan winch unit dan wire drum. Winch berfungsi
menarik/mengulur kabel agar toolstring dapat bergerak didalam sumur,
selain itu winch digunakan untuk merekayasa/memanipulasi gerak
toolstring (misal jar down atau jar up) untuk mengaktivasikan peralatan bawah permukaan.
Hydraulic
control modul dan grease injector digunakan untuk mengoperasikan PCE
dan sebagai pengontrol injeksi grease ke PCE. Alat ini memiliki rating
pressure tertentu yang dapat disesuaikan dengan kondisi sumur. Control
modul mentransmisikan tenaga hidrolik ke PCE untuk
mengaktifkan/menonaktifkannya.
PCE
terdiri atas line wiper, stuffing box, flow tube, turn around sheave
(TAS), tool catcher dan ball check valve, tool trap dan wireline BOP.
Alat-alat tersebut dirangkai menjadi satu dan bekerja secara
terintegrasi untuk mengontrol tekanan sumur selama pekerjaan workover
berlangsung. Hal ini sangat krusial karena adanya kabel electricline
sebagai media kerja yang terus bergerak dinamis dari permukaan masuk ke
dalam sumur sehingga riskan terjadi kebocoran tekanan melalui sela-sela
badan kabel.
Line
wiper berfungsi menyeka sisa-sisa grease dan fluida sumur dari badan
kabel. Hal ini untuk mereduksi kontaminasi senyawa-senyawa dari fluida
sumur yang dapat menurunkan kualitas kabel dan menjaga wire drum
dan area kerja tetap bersih dan tidak slip akibat dari sisa-sisa
grease. Stuffing box memberikan penyekatan disekeliling kabel terhadap
tekanan sumur melalui aplikasi plunger yang diaktivasi oleh tenaga
hidrolik.
Flow
tube berfungsi memberikan penyekatan tekanan sumur disekeliling kabel
dalam kondisi dinamis dengan menginjeksikan grease kental disekeliling
badan kabel (grease sealing). Fungsi ini berkat injeksi grease
bertekanan dari control modul kedalam stuffing box secara kontinyu
dengan suatu perhitungan tertentu. TAS berfungsi mereduksi panjang PCE
serta mereduksi beban axial kabel. Tool catcher berfungsi menahan
hantaman toolstring saat toolstring ditarik keatas keluar dari sumur.
Dan jika kabel putus atau tidak ada kabel didalam PCE, maka ball check
valve akan menutup secara otomatis akibat desakan dari tekanan sumur.
Tool trap berfungsi mencegah toolstring jatuh kedalam sumur saat toolstring telah ditarik keatas. Tool trap dilengkapi dengan flapper
berbentuk V dengan aktivasi hidrolis. Wireline BOP berfungsi sebagai
penyekat tekanan sumur dalam kondisi kabel statis atau tidak ada kabel.
BOP ini berbeda dengan BOP drilling dari segi dimensi dan jumlah ramnya.
BOP menggantikan fungsi PCE sebagai penahan tekanan sumur saat
penggantian PCE (penambahan lubricator), penggantian tool atau perbaikan
PCE bila terjadi kebocoran. (Imam Supriadi)
Referensi :
Imam Supriyadi; Laporan COOP/KP “Wireline dan Well Testing Unit”; Balikpapan; 2007.
Schlumberger Perforation & Electricline Training. Elmar Pressure Control School.
(http://duniamigas.wordpress.com/2008/10/24/pengenalan-electricline-unit/)
No comments:
Post a Comment