Halaman

Showing posts with label Sejarah. Show all posts
Showing posts with label Sejarah. Show all posts

5/08/2014

AKSARA YANG HILANG PADA PRASASTI BATU: Terpupus atau Dipupus?

Oleh : Prof.Dr.Agus Aris Munandar

Patung Ken Dedes sebagai Prajna Paramita
BAB. I 
Masa Jawa Kuno banyak menghasilkan prasasti batu (gopala prasasti) ataupun perunggu (tamra prasasti), prasasti-prasasti tersebut pada umumnya adalah perintah raja yang kemudian dituliskan pada bahan yang awet, sehingga perintah sang raja tidak mudah hilang bersama berlalunya waktu. Prasasti batu ketika pertama dijumpai umumnya diletakkan di tempat-tempat tertentu di tengah hutan, persawahan, lereng gunung, ataupun juga permukiman. Tidaklah diketahui secara pasti, apakah pada awalnya ketika prasasti batu itu pertama kali ditegakkan dan diresmikan dinaungi dengan bangunan permanen. Lain halnya dengan prasasti perunggu yang mudah disimpan dan secara teoritis tidak mudah rusak atau aus hurufnya karena senantiasa dipelihara dan dirawat baik oleh para pemegang prasasti dan anak keturunannya, oleh karena itu banyak prasasti tembaga yang ditemukan masih dalam keadaan relatif baik, hurufnya masih jelas dan mudah terbaca. Prasasti-prasasti batu bernasib tidak seberuntung prasasti tembaga, telah umum diketahui bahwa banyak prasasti batu yang bertahan hingga kini hurufnya tidak terbaca lagi, walaupun batu prasasti itu masih utuh. 

5/07/2014

SANDYAKALA ING MAJAPAHIT ( KERUNTUHAN KERAJAAN MAJAPAHIT )

Oleh : Prof. Dr. Agus Aris Munandar

Surya Majapahit
Awal Kesuraman
Pada tahun 1389 Masehi (1311 Saka) mangkatlah Rajasanagara (Hayam Wuruk) raja terbesar Majapahit, ketika kerajaan itu berada di puncak kejayaannya. Tafsiran yang dapat diangkat dari berita kitab Pararaton adalah bahwa raja tersebut didharmakan di daerah Tanjung,  nama candi pendharmaannya Paramasukhapura. Di kalangan para ahli arkeologi terdapat interpretasi bahwa Paramasukhapura tersebut terletak di lereng utara Gunung Wilis, mungkin dekat dengan situs Candi Ngetos sekarang di wilayah Kabupaten Nganjuk. Memang sungguh menarik untuk ditelisik lebih lanjut bahwa candi untuk raja terbesar Majapahit tersbut sekarang tiada ditemukan lagi secara pasti, sementara sejumlah candi untuk sanak kerabatnya masih bertahan hingga sekarang di beberapa daerah Jawa Timur bekas tlatah kerajaan itu dahulu.